Minggu, 14 November 2010

sepintas SWOT

ANALISIS SWOT
(Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman)
Tools for Policy Impact: A Handbook for Researchers
Daniel Start dan Ingie Hovland


Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan
menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan
ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik
untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias
dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

Outline Proses Rinci
Kerangka SWOT – sebuah matrix dua kali dua – sebaiknya dikerjakan dalam suatu kelompok
yang terdiri dari anggota kunci tim atau organisasi. Pertama, penting untuk diketahui dengan jelas
tentang apa tujuan perubahan kunci, dan terhadap tim atau organisasi apa analisis SWOT akan
dilakukan. Setelah pertanyaan-pertanyaan ini dijelaskan dan disepakati, mulailah dengan
brainstorming gagasan, dan kemudian setelah itu dipertajam dan diperjelas dalam diskusi.
Perkiraan mengenai kapasitas internal dapat membantu mengidentifikasi dimana posisi
sebuah proyek atau organisasi saat ini: sumberdaya yang dapat segera dimanfaatkan dan
masalah yang belum juga dapat diselesaikan. Dengan melakukan hal ini kita dapat
mengidentifikasi dimana/kapan sumberdaya baru, keterampilan atau mitra baru akan
dibutuhkan. Bila berpikir tentang kekuatan, perlu memikirkan tentang contoh-contoh
keberhasilan yang nyata dan apa penjelasannya. Pertanyaan-pertanyaan yang sering
diajukan untuk memikirkan isu-isu di atas antara lain:

Gambar: Analisis SWOT
• Saat ini jenis pengaruh kebijakan apa yang dapat dikerjakan oleh organisasi/proyek kita
dengan sangat terbaik? Dimana kita mengalami sukses terbesar?
• Jenis keterampilan dan kapasitas mempengaruhi kebijakan apa yang kita miliki?
• Di bidang apa staff kita dapat memanfaatkan dengan sangat efektif keterampilan dan
kapasitasnya?
• Siapa saja mitra terkuat kita dalam mempengaruhi kebijakan?
• Kapan mereka telah bekerja bersama kita untuk melakukan dampak kebijakan?
• Apa yang dianggap karyawan sebagai kekuatan dan kelemahan utama? Mengapa?
Apa pendapat mereka yang berada diluar organisasi?
Sebuah perkiraan tentang lingkungan eksternal cenderung difokuskan pada apa yang terjadi
di luar organisasi atau pada bidang yang belum mempengaruhi strategi tetapi dapat saja
mempengaruhi strategi – baik secara positif maupun negatif.
Grid di atas merangkum beberapa bidang subjek yang perlu mempertimbangkan baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Grid ini dapat digunakan sebagai judul topik bila kita bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil (gagasan yang baik bila kelompokmu lebih besar dari delapan orang).
Kembali ke pleno, buatlah ranking kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang paling
penting (mungkin dengan symbol: ++, + dan o). Dalam kelompok yang lebih besar peserta
mungkin suka menentukan skornya sendiri, mungkin dengan menggunakan sticky dots.
Hasilnya kemudian dapat didiskusikan dan diperdebatkan.
Sangat penting agar kita memperhatikan aksi dan solusi apa saja yang dapat muncul. Akhiri
dengan diskusi yang berorientasi pada aksi. Bagaimana dengahn berdasarkan kekuatan
kelompok dapat membangun untuk memajukan sasaran dan strategi kita? Apa yang dapat
dimasukkan dalam strategi untuk meminimallkan kelemahan kita? Dan seterusnya.

Box 1: Contoh Analisis SWOT untuk LSM kecil
Kekuatan:
• Kami mampu melakukan penelitian ini karena dengan mempunyai sedikit pekerjaan saat ini berarti
kami mempunyai banyak waktu
• Peneliti utama kami mempunyai reputasi sangat baik diantara komunitas kebijakan
• Direktur organisasi kami mempunyai hubungan baik dengan Kementrian
Kelemahan:
• Organisasi kami belum terlalu dikenal oleh departemen-departemen pemerintah lainnya
• Kami mempunyai sedikit karyawan dengan keahlian rendah di banyak bidang
• Kami rentan menghadapi situasi bila karyawan sakit atau keluar
Kesempatan:
• Kami melakukan kegiatan isu topical
• Pemerintah menyatakan bahwa mereka akan mendengarkan suara LSM lokal
• LSM lainnya dari wilayah kami akan mendukung kami
Tantangan:
• Apakah laporannya akan menjadi terlalu sensitif secara politis sehingga mengancam keberlanjutan
dana dari sponsor?
• Ada banyak bukti berlawanan yang dapat digunakan untuk mendiskreditkan penelitian kami dan
dengan demikian organisasi kami juga akan didiskreditkan.
Analisis SWOT adalah sebuah instrumen yang beraneka guna, yang dapat digunakan
berkali-kali pada berbagai tahap proyek; membangun sebuah telaah ataui untuk pemanasan
diskusi sebelum membuat perencanaan. Instrumen ini dapat diterapkan secara luas, atau
sub-komponen yang kecil (bagian dari strategi) dapat dipisahkan agar kita dapat melakukan
analisis yang mendetil. SWOT sering menjadi pelengkap yang berguna ketika melakukan
Analisis Pemangku Kepentingan. Kedua instrumen ini adalah pendahuluan yang baik
sebelum melakukan Force Field Analysis dan Influencing Mapping.
Contoh Yang Baik
Contoh di bawah ini menunjukkan analisis yang dapat dilakukan untuk sebuah LSM yang
kecil yang baru didirikan, yang sedang mempertimbangkan bagaimana LSM tsb akan
memanfaatkan studi penelitiannya yang baru dilakukan untuk mempengaruhi pemerintah.
Karena itu LSM dapat memutuskan, antara lain, untuk mentargetkan laporannya ke
patronnya yang khusus dalam satu kementrian, menggunakan peneliti utamanya untuk
memberikan kredibilitas temuan-temuannya, dan berupaya untuk membangun koalisi regional
mengenai isu tersebut.

Informasi lebih lanjut:
• A New Wave of Power, People and Politics. The Action Guide for Advocacy and Citizen
Participation. Lisa VeneKlasen with Valerie Miller. World Neighbours 2002.
www.justassociates.org/ActionGuide.htm
• The Marketing Teachers menyediakan online tools bagi mereka yang terlibat dalam
marketing dan managing, termasuk analisis SWOT:
www.marketingteacher.com/Lessons/lessom_swot.htm
• Pendahuluan yang baik untuk SWOT juga dapat ditemui di www.mindtools.com/swot.html
dan www.tutor2u.net/business/strategy/SWOT_analysis.htm


ANALISIS SEGITIGA
Analisis Segitiga adalah sebuah teknik untuk melakukan analisa dan mencari jawaban sebuat
masalah, yang distruktur seputar struktur, isi dan budaya dalam sistem kebijakan. Pertama, ia
dapat digunakan untuik menganalisis bagaimana suatu kombinasi kebijakan, kelembagaan
dan nilai-nilai social dan perilaku berkontribusi terhadap atau menyebabkan timbulkan
masalah (atau isu) terus - menerus. Kedua, kerangka kerja ini dapat digunakan untuk
memetakan dan menjelaskan pilihan-pilihan strategi untuk menjawab ketiga dimensi itu.

Box 2: Analisis Segitiga
Isi berkenaan dengan hukum tertulis, kebijakan
dan anggaranyang relevan dengan isu spesifik.
Misalnya, bila tak ada undang2 untuk kekrasan
rumah tangga, salah satu bagian dari solusi
adalah dengan cara mengesahkan undangundang.
Juga, bahkan jika undang-undang atau
kebijakannya ada, kecuali jika terdapat mekanisme
pendanaan dan kelembagaan untuk penguatannya,
Struktur berkenaan dengan mekanisme negara
atau mekanisme non-negara untuk melaksanakan
sebuah undang2 atau kebijakan. Ini termasuk,
misalnya, polisi, pengadilan, rumah sakit, serikat
buruh, kementrian, dan program2 pertanian dan
kesehatan. Struktur dapat berkenaaan dengan
kelembagaan dan program yang dikerjakan oleh
pemerintah, LSM atau bisnis di tingkat local,
nasional dan internasional.

Budaya merujuk pada nilai-nilai dan perilaku yang membentuk bagaimana manusia menghadapi
dan memahami suatu isu. Nilai-nilai dan perilaku dipengaruhi, antara lain, oleh agama, adat,
kelas, gender, kesukuan dan usia. Kurangnya informasi mengenai undang-undang dan kebijakan
adalah bagian dari dimensi budaya. Demikian pula, jika orang telah menginternalisasi rasa
ketidakgunaannya, atau sebaliknya, rasa mempunyai hak, hal ini akan membentuk sikap orang
tersebut terhadap dan derajat manfaat dari undang-undang dan kebijakan.

Sumber: Diambil dari New Weave (2002:170) dan Schuler (1986) Empowerment and the Law


Simple nya gini aja deh :
Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
  1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
  2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
  3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
  4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.

Jenis-Jenis Analisis SWOT
1. Model Kuantitatif
Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki satu pasangan satu Threath (T).
Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal. Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar subyektifitas penilaian.
2. Model Kualitatif
Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara subkomponen W hanya 6 buah.
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi organisasi atau program.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar